Rabu, 28 Agustus 2013

BISNIS FOTOGRAFI BISA DILAKUKAN DI GARASI ANDA

Banyak bisnis besar yang bermula dari garasi rumah. Andapun juga bisa merintis usaha dengan memanfaatkan ruang kosong yang tersedia di garasi rumah. Bila belum menemukan peluang bisnis yang cocok untuk dikelola di garasi rumah sementara Anda hobi fotografi, tak ada salahnya membuka studio foto mini.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk membuka studio foto mini ini, seperti berikut :
  1. Perlengkapan. Sebagai awal mula, perlengkapan yang dibutuhkan untuk studio mini tidak harus sebagaimana studi profesional. Anda cukup menyediakan kamera digital berlensa standar, tripod, layar dekorasi sederhana, lighting dan komputer beserta printerberwarna untuk mencetak foto. Perlengkapan bisa di-upgrade menjadi lebih memadai seiring pertumbuhan bisnis studio mini Anda.
  2. Mendesain garasi. Untuk menarik perhatian konsumen, desain garasi Anda selayaknya studio profesional. Tambahkan kursi atau bila memungkinkan sofa agar konsumen bisa menunggu hasil foto dengan nyaman. Jaga kebersihan studio mini Anda sebagai salah satu bentuk servis kepada konsumen.
  3. Skill. Asah selalu kemampuan Anda dalam mengoperasikan kamera serta mengimplementasikan software yang berkaitan dengan fotografi seperti Adobe Photoshop dan lain sebagainya untuk menciptakan kredibilitas usaha.
Walau terkesan sederhana, bisnis ini menyimpan potensi yang cukup menjanjikan. Demandakan jasa foto serta cetak foto digital masih bergerak positif terutama di daerah pemukiman. Perilaku konsumen yang menginginkan efektifitas selalu mencari studio foto yang terdekat dengan rumahnya bila sewaktu-waktu membutuhkan foto untuk keperluan pribadi ataupun pekerjaan.
Bila Anda cakap mengasah kemampuan, bukan tak mungkin bisnis Anda akan merambah ke jasa video shooting untuk keperluan pernikahan, ulang tahun, gathering perusahaan dan lainnya yang suatu saat bisa berkembang lebih maju lagi sehingga menjadi perusahaan event organizer.
Bisnis ini mudah diterapkan dan bisa disambi dengan bisnis lain seperti menjual alat tulis dan fotokopi. Selain itu, studio foto mini skala rumah tangga tersebut juga dapat dikelola secara perseorangan. Nah, bila Anda memiliki garasi yang cukup luas, mengapa tidak dimanfaatkan untuk menjemput penghasilan? 

FOTOGRAFI DARI HOBI HINGGA BISNIS

Memulai sebuah usaha dari hobi adalah sebuah pilihan yang"smart", karena jika hobi maka kita akan mengerjakannya dengan penuh passion. Salah satu hobi yang bisa bertumbuh menjadi bisnis adalah fotografi, hal ini terbukti dengan menjamurnya bisnis fotografi di Indonesia saat ini. 
Dengan munculnya sosial media, menjadi salah satu peluang yang besar bagi pemasaran produk, terlebih fotografi. Munculnya sosial media khusus foto seperti Instagram membuat banyak orang berlomba-lomba mengasah kreativitasnya dalam seni fotografi. Dari mulai pemula hingga profesional bersaing dengan bebas dalam kerasnya jagat online. 

Namun jika Anda serius untuk membangun bisnis fotografi, berikut ada tipsnya:

1. Untuk Anda pemula, perlu diingat bahwa fotografi adalah gabungan dari seni dan tehnik. Untuk itu selain memiliki sence of art, Anda perlu untuk memperdalam tehnik fotografi. Karenanya berguru kepada mereka yang telah memakan asam garam dunia fotografi sangat disarankan, selain melalui mengikuti kursus atau pendidikan formal bidang ini, Anda bisa juga bergabung dengan komunitas-komunitas fotografi dimana bisa saling berbagai pengalaman dan juga ilmu. 

2. Jika di awal saya sarankan Anda untuk investasi dalam pengetahuan, maka hal kedua dimana seorang fotografer berinvestasi adalah pada alat. Yang utama tentu saja adalah kamera, untuk kamera profesional memang harus merogoh kocek dalam-dalam. Namun jika ingin bersaing, mau tidak mau kamera profesional harus menjadi pilihan, tentunya ditambah pernak-perniknya seperti flash, lampu, tripod, bahkan layar backround. 

3. Studio merupakan investasi yang mahal, namun ada cara untuk menyiasatinya, yaitu dengan menyewa atau dengan mengatakan, "we bring studio to your place" artinya Anda menawarkan foto di tempat klien. 

4. Investasi selanjutnya bagi fotografer adalah piranti keras dan lunak untuk mengolah foto. Jika dijaman kamera analog Anda membutuhkan ruang gelap dan berbagai bahan kimia untuk mengolah hasil foto. Dijaman kamera digital saat ini, investasi pengolahan foto ada pada perangkat keras (hardware) komputer dan juga piranti lunak (software). Pilihlah software yang terupdate dan juga yang familiar dengan Anda sehingga penggunaannya maksimal. 

Keberhasilan bisnis jasa bagaimanapun selain keahlian, 50 % faktor penentu adalah kemampuan untuk memasarkannya. Jadi, kreatiflah untuk memasarkan jasa Anda. Mintalah klien yang sudah menggunakan jasa Anda untuk memberikan rekomendasi sehingga menambah kredibilitas usaha Anda. Nah, jika semuanya sudah lengkap, milikilah semangat yang kuat, karena bagaimanapun berwirausaha membutuhkan tekad dan juga ketekunan untuk menghadapi berbagai tantangan yang menerpa. Sukses untuk Anda, dan selamat mencoba..

Minggu, 13 November 2011

20 Tips Komposisi Agar Foto Makin Keren


Komposisi dalam bidang seni apapun adalah ibarat selera akan makanan, semua kembali ke preferensi  masing-masing. Namun begitu, ada beberapa panduan tertentu yang tak lekang waktu dan ikut di amini oleh mayoritas pelaku.
Duapuluh tips singkat komposisi untuk fotografi berikut disarikan dari beragam sumber tulisan serta buku fotografi dan semoga pembaca bisa menambah atau menguranginya dengan mengisi komentar di akhir tulisan. Isinya bukan aturan tapi panduan, karena sekali lagi komposisi adalah masalah selera.
  • Tarik perhatian ke arah subyek utama dalam foto. Manfaatkan warna, bentuk, cahaya ataugaris supaya foto tampak kuat dan menyedot perhatian2918681424_4ebd1a42dc_m
  • Sederhana, makin sederhana susunan foto anda makin kuat kesan yang ditimbulkan853806749_b775c85369
  • Kurangi elemen yang tidak seirama. Jika menurut anda ada elemen tertentu yang merusak irama dan keharmonisan foto, singkirkan – tutupi – atau pindahkan sudut pemotretan supaya elemen tersebut hilangistock_000009494535small
  • Penuhi seluruh isi frame dengan obyek utama.

5 Settingan Yang Harus Diperiksa Sebelum Mulai Memotret


Pernah tidak mengalami kejadian seperti ini?
  • Anda pulang dari acara memotret dan baru menyadari bahwa tadi di sepanjang pemotretan anda menggunakan ISO 1200, padahal acaranya dilaksanakan di siang bolong saat ISO 100 saja cukup
  • Anda baru menyadari bahwa anda menggunakan settingan white balance untuk mendung, padahal dari awal acaranya dilakukan diruangan dengan penerangan lampu neon
Kesalahan mendasar seperti ini membuat kita harus bersusah payah melakukan koreksi pada foto, kalau satu dua sih tidak masalah, kalau ratusan foto?. Okelah, mungkin dengan bantuan software kita bisa melakukan koreksi dengan relatif cepat, tapi bukankah lebih enak kalau kesalahan seperti ini bisa dihindari sejak awal.
Ada 5 hal mendasar yang harus selalu kita periksa sebelum jari kita memencet tombol shutter pertama kali. Silahkan:

1. Periksa Settingan White Balance Anda

Settingan White Balance
Gunakan settingan white balance yang sesuai dengan kondisi, atau kalau anda percaya dengan kamera, set white balance di posisi auto. Baca lebih jauh tentang white balance.

2. Hidupkan Highlight Warning Kamera

Highlight Warning
Tips ini ampuh untuk menghindari foto yang overexposure. Highlight warning adalah penanda yang muncul di layar LCD kamera saat ada bagian foto yang terbakar alias overexposed.

3. Periksa Setting ISO

Settingan ISO
Settingan ISO menentukan seberapa peka sensor kamera kita terhadap cahaya, makin tinggi angkanya semakin peka. Kalau tadi malam anda memotret pesta ulang tahun teman anda di restoran, pastinya ISO yang digunakan akan berbeda dengan setting ISO saat akan digunakan untuk memotret acara gerak jalan dikantor.
Baca lebih jauh mengenai ISO disini.

4. Periksa Setting Ukuran dan Format Foto

Ukuran foto
Memotret ribuan foto sekaligus, seperti misalnya saat anda hunting di kebun binatang, tentunya membutuhkan pengaturan ukuran foto yang berbeda dibandingkan memotret keluarga di studio misalnya, apalagi jika kartu memori yang anda miliki kapasitasnya berbeda.
Format foto, apakah harus memilih JPG atau RAW juga wajib dipertimbangkan sebelum sesi foto anda dimulai.

5. Periksa Settingan Mode Ekspposur Kamera

Setting mode eksposure
Dalam kamera SLR atau pocket, biasanya tersedia beberapa pilihan untuk mode eksposur yang anda pilih: Manual-Aperture Priority-Shutter Priority-Mode Program-dan beberapa preset bawaan kamera. Pastikan anda sudah mengetahui mode mana yang akan anda pilih.
Mengenai mode eksposur dan beberapa preset, silahkan baca lebih jauh disini.
Lakukan 5 persiapan diatas, maka acara hunting, sesi memotret maupun iseng-iseng memotret acara di RT anda akan lebih lancar dan anda juga akan terlihat lebih profesional.

Sabtu, 12 November 2011

Wawancara Dengan Fotografer Annemarie van den Berg


annemarie-van-den-berg.jpg
Annemarie van den Berg
Belajar Fotografi memperoleh kesempatan bisa mewawancarai Annemarie van den Berg, seorang fotografer lepas waktu (freelance) yang juga seorang Program Manager di sebuah LSM. Kalau namanya terdengar seperti nama Belanda, jangan heran karena beliau memang asli Belanda, namun sudah belasan tahun hidup dan berkarya di Indonesia. Annemarie telah memenangi beragam kompetisi foto tingkat internasional serta Belfot sendiri penikmat koleksi foto-fotonya yang ada di Flickr. Annemarie akan berbagi kisah, tips, teknik dan wawasan fotografi yang semoga berguna bagi anda, pembaca. Mari kita simak:

Bisakah anda ceritakan siapa dan apa saja aktifitas anda?

Nama saya Annemarie Rulos van den Berg, 35 tahun. Saya berkewarganegaraan Belanda tetapi sudah 13 tahun tinggal di Pulau Batam, bersama suami saya Denny dan dua anak saya, Remy (9th) dan Denny Jr (7th). Saya aktif sebagai pekerja sosial, atau lebih sering disebut program manager diYayasan Setara Kita di Batam. Yayasan Setara Kita adalah sebuah LSM yang bergerak di bidang kemanusiaan. Selain aktif di dunia sosial saya juga juga seorang fotografer freelance dan senang menulis puisi di waktu luang.

Bagaimana anda bisa tinggal di Indonesia?

Sewaktu kuliah S1 Keperawatan di Belanda, pada tahun ketiga ada kesempatan praktek ke luar negeri. Waktu itu orang tua saya juga aktif di dunia sosial dan melalui yayasannya telah membangun sebuah rumah sakit di Batam. Saya diberi kesempatan untuk praktek disana selama tiga bulan. Ternyata saya waktu itu jatuh cinta sama Indonesia, dunia sosial dan… calon suami saya..
Setelah menyelesaikan kuliah di Belanda saya dan beberapa teman diberikan kepercayaan untuk mengkoordinir sebuah penelitian tentang penyakit Hepatitis B (penyakit kuning) di Batam dan pada tahun 1998 saya pindah ke pulau Batam.

Kenapa menggemari fotografi dan menulis?

Kebetulan di keluarga saya banyak yang menggemari fotografi sehingga dari kecil sudah ‘tertular’. Kakek saya sangat menggemari fotografi dan bahkan mempunyai darkroom (kamar gelap) untuk mencuci-cetak foto sendiri di rumahnya. Tentunya waktu itu masih belum zaman digital. Waktu masih sangat kecil kakek sudah mengajak kami motret dan cara cuci/cetak foto dengan peralatan sederhana. Ibu saya juga sangat menyukai fotografi. Bagi saya fotografi adalah sebuah hobi/profesi yang bermanfaat dan positif. Melalui fotografi kita bisa memperlihatkan keindahan dunia kepada orang banyak, kita bisa menceritakan sebuah cerita melalui satu frame gambar dan tentunya sebuah foto menjadi sebuah kenangan yang bisa tersimpan untuk selamanya.
Beberapa tahun lalu saya mencoba menulis puisi. Puisi saya selalu tentang perasaan dan pikiran saya pada saat saya menulis dan kejadian2 sekeliling. Bagi saya, puisi bukan semata setumpuk kata tapi kaca bening tempat saya bisa mencurahkan perasaan.
Whoosh-1v3.jpg
Woosh by Annemarie van den Berg

Sejak kapan mulai jatuh cinta kepada fotografi?

Karena sudah diajarkan dari kecil saya menggemari dunia fotografi sejak usia masih muda. Tapi benar-benar jatuh cinta baru beberapa tahun yang lalu sewaktu saya mendapatkan kamera DSLR pertama (2004). Sebelumnya fotografi merupakan hobi yang sangat mahal dan bereksperimen atau sekedar belajar dan mencoba-coba tentunya menguras dana yang banyak karena setiap frame yang kita ambil harus dicuci dan dicetak. Setelah bisa memiliki sebuah kamera DSLR baru ada kesempatan untuk mencoba dan belajar tanpa mengeluarkan dana dan dari sana saya mulai mendalami dan makin tertarik dengan dunia fotografi.

Bagaimana anda mempelajari teknik-teknik fotografi? Belajar sendiri atau anda memiliki “guru” dalam fotografi?

Teknik-teknik dasar, seperti cara pengambilan dan penempatan Point Of Interest dan sebagainya sudah diajarkan kepada kami dari kecil. Tapi tentunya proses belajar tidak berhenti disitu. Sejak mempunyai DSLR pertama saya mencari informasi di mana saja. Di buku, majalah dan di internet. Alhamdulillah, di zaman digital sekarang ini informasi kita bisa dapatkan dengan sangat mudah. Cuma perlu hidupkan komputer dan membuka internet… segala informasi yang kita cari tersedia di dunia maya. Selain itu saya juga bergabung dengan club foto di Batam dan rajin hunting foto.

Anda memotret hampir apa saja, dari wajah, fauna sampai pre-wedding, subyek apa yang sebenarnya paling membuat anda merasa “hidup”?

Memang saya menyukai hampir semua bidang fotografi. Macro, fauna, flora, manusia, produk.. Tapi yang paling saya sukai adalah memotret Human Interest. Foto-foto human interest bukan sekedar sebuah gambar, tapi foto-foto tersebut menceritakan sebuah kisah tentang subyek yang kita ambil. Kisah itu kemudian kita bisa berbagi dengan banyak orang lain.

Apa definisi “foto yang bagus” menurut anda?

Karya fotografi tentunya sangat subjektif. Apakah foto itu dinilai bagus atau tidak itu sangat tergantung selera dan ketertarikan orang yang melihatnya. Sebuah foto yang bagus harus diambil dengan tehnik yang bagus dan harus bisa menginspirasi orang yang melihatnya.

Pesan apakah yang sering ingin anda sampaikan melalui foto-foto anda?

Sebetulnya pesannya sangat tergantung dengan obyek yang kita ambil. Kalau foto macro misalnya, pesannya bagi saya kalau dunia ini sangat beragam dan sangat indah dan perlu dilestarikan.
Tapi kalau foto Human Interest misalnya pesannya tergantung pada obyek yang kita ambil. Pada umumnya saya ingin sampaikan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai hak yang sama. Bagi yang punya lebih, sudah wajib membantu yang kekurangan. Membantu sesama dalam bentuk tenaga, pikiran ataupun dengan dana sudah kewajiban sebagai sesame manusia.
A-mothers-love-20v21.jpg
A Mother's Love by Annemarie van den Berg

Foto anda, A Mother’s Love, memenangi berbagai kompetisi foto, bagaimana proses anda membuatnya?

Alhamdulillah, foto tersebut memenangi beberapa lomba (exhibition) internasional seperti: International Photography Exhibition Zajecar, Servia (PSA Gold Medal), Grand Tour delle Colline, Italy (PSA Gold Medal), International Photography Exhibition Celje, Slovenia (PSA Silver Medal), dan beberapa salon foto internasional lainnya.
Proses pembuatannya cukup sederhana. Kalau memotret satwa ada faktor keberuntungan yang sangat berpengaruh. Soalnya satwa tidak akan melakukan begitu saja apa yang kita inginkan. Waktu itu sekelompok jerapah sedang berkumpul. Ada beberapa ekor yang masih muda. seekor jerapah sedang menyusui anaknya dan seteleh itu ada momen yang sangat mesra antara anak dan induknya itu. Itulah yang saya coba rekam waktu itu. Dari sekian shot yang saya ambil cuma beberapa yang berhasil. Karena cuaca sudah agak sore saya pilih ISO yang agak tinggi, yaitu 400. Karena cukup lincah saya pakai speed 1000 dengan aperture f/5.0 supaya background blur.

Saat memotret orang, pendekatan seperti apakah yang anda lakukan? spontan atau tertata?

Menurut saya, yang paling penting kalau memotret orang adalah menghargai privasi dan perasaan orang itu. Tidak semua orang senang bila diambil gambarnya dan kita harus menghargai itu. Jadi kalau mau mengambil orang kita jangan terburu-buru ‘mencuri’ gambar. (Lakukan) pendekatan dan meminta izin dulu, atau kalau itu tidak memungkinkan kita bisa baca perasaan orang. Kalau orang tersebut senang diambil gambarnya itu pasti terlihat. Juga sebaliknya.

Berbicara mengenai peralatan, kamera dan lensa apakah yang anda miliki?

Pada saat ini saya gunakan Kamera DSLR Canon 5D mark II. Lensa EF 100-400mm 1:4.5-5.6, lensa EF 70-300mm 1:4-5.6 IS USM, lensa 17-40 mm 1:4 L USM dan untuk macro Sigma 150mm 1:2.8
last-kiss-goodbye.jpg
Last Kiss Goodbye by Annemarie van den Berg

Kalau anda harus memilih satu jenis lensa, lensa manakah yang akan anda pilih? kenapa?

Walau memiliki juga lensa kelas ‘L’, lensa favorit saya adalah lensa non-L yaitu lensa canon 70-300mm 1:4-5.6 IS USM. Walaupun, kalau diperhatikan dengan teliti, memang ada perbedaan kualitas antara lensa L dan non-L, namun ukuran lensa yang kecil dan beratnya yang jauh kurang dibandingkan lensa ‘L’ membuatnya jauh lebih enak digunakan.
Karena ukurannya yang kecil dan ringannya lensa 70-300 maka sering saya gunakan lensa itu kalau untuk acara informal. Namun, jika hasil foto perlu kualitas yang terbaik pasti saya gunakan lensa L 100-400.
Kalau disuruh pilih? Wah… susah… dua-duanya ada untung dan ruginya…

Ada software tertentu yang anda pakai untuk memproses foto-foto anda?

Untuk mengedit foto saya gunakan Photoshop CS4. Sebelum di-edit di CS4, file raw dibuka dulu pakai DPP (software Canon), untuk basis editing seperti perbaikan exposure dan sharpening.

Secara umum bagaimana alur kerja (workflow) anda saat pemotretan?

Saya kalau motret tidak ada workflow yang fixed (tetap). Sangat tergantung kepada situasi dan jenis foto yang mau diambil. Karena kebanyakan foto saya adalah macro, foto Human Interest dan foto anak-anak, maka tidak perlu persiapan khusus. Cukup selalu membawa kamera. Yang pasti kita selalu jaga agar perlengkapan kamera dalam keadaan bersih, lengkap dan baterai selalu dicharge dan selalu bawa persediaan memorycard yang cukup.

Dari sekian banyak peralatan, kamera – lensa – software – aksesoris, manakah yang menurut anda menjadi kunci untuk menghasilkan foto yang bagus?

Kamera yang terbaru, lensa yang terbaik, software tercanggih dan aksesoris terlengkap. Semua jadi penunjang… tapi apakah itu perlu untuk menghasilkan foto yang bagus? Saya rasa tidak…
Bahkan foto saya yang paling sering memenangkan lomba dibuat dengan kamera sederhana canon 350D, dengan lensa yang sudah sangat tua.
Jadi kuncinya tidak terletak di peralatan melainkan di fotografernya sendiri…

Siapakah fotografer yang menjadi sumber inspirasi anda?

Fotografer favorit saya adalah seorang fotografer dari Belanda bernama Frans Lanting. Keahliannya adalah ‘wildlife’ dan beliau termasuk yang paling terkenal di bidangnya. Foto-fotonya sungguh luar biasa.

Di titik manakah anda merasa masih harus memperbaiki kemampuan fotografi anda?

Di titik apapun. Semua aspek fotografi saya pasti masih bisa diperbaiki. Dan, dengan pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini, selalu ada teknik baru yang bisa dipelajari.
muslimgirledit2.jpg
Muslim Girl by Annemarie van den Berg

Apa saran anda bagi para pembaca yang ingin meningkatkan skill fotografi mereka?

Belajar dari karya fotografer lain. Jangan menilai foto cuma dengan suka atau tidak suka tapi coba mendalami kenapa menyukai atau tidak menyukai sebuah karya foto. Dari sanalah kita belajar apa yang semesti kita buat atau justru tidak membuat untuk menghasilkan sebuah karya yang sesuai dengan keinginan dan imajinasi kita.

Anda juga seorang pekerja sosial, ada pesan yang ingin anda sampaikan kepada pembaca mengenai misi-misi sosial anda?

Every Child has the Right to Education, itulah slogan dari Yayasan Setara Kita, yang ikut saya kelola. Setiap anak BERHAK atas pendidikan. Tapi nyatanya…. Jutaan anak Indonesia tidak bisa bersekolah karena terkendala faktor ekonomi.
Untuk itu di yayasan Setara Kita ada program beasiswa untuk membiayai pendidikan anak-anak di Batam dan di Yogyakarta. Saat ini ada 823 anak penerima beasiswa yayasan Setara Kita dengan system ‘orang tua asuh’ dari Belanda.

7 Aksesoris Penting Untuk Kamera SLR Anda


Oke, jadi anda sekarang telah memiliki kamera SLR baru, menenteng-nenteng SLR kemanapun anda pergi dan memotret beragam obyek, dari wajah orang-orang disekitaran sampai bakso langganan. Kemudian meng-upload foto anda ke komunitas online lalu mendapat komentar dari sesama pe-hobi fotografi (baik komentar menyemangati maupun menjatuhkan).
Seiring dengan jam terbang yang meningkat, cepat atau lambat anda akan mulai berpikir untuk menambah pernak-pernik yang berhubungan dengan sistem SLR yang anda miliki. Namanya juga pernak – pernik, pilihan yang tersedia hampir tidak terbatas dan membuat kita mudah terseret dan kehilangan prioritas.
Jadi, sebenarnya aksesoris apa saja sih yang paling berguna (dan juga paling populer) bagi pemilik SLR? berikut saya pilihkan 7 jenis untuk anda:

Tas Kamera

Tersedia beragam jenis tas kamera di pasaran, tinggal pilih yang sesuai selera: dari backpack, ikat pinggang, sling-slide (menyamping) sampai yang mirip koper. Yang jelas tas kamera disini berfungsi agar kita bisa menyimpan kamera dan lensa yang kita miliki selama bepergian secara aman. Tidak jatuh, aman dari benturan dan aman dari air.

Kit Pembersih

Untuk menjaga kondisi eksterior lensa dan kamera agar selalu bersih, anda memerlukan lap mikrofiber dan cairan pembersih khusus. Terutama untuk lensa, sebisa mungkin anda melindungi lensa dengan filter UV (lihat filter dibawah), biasanya untuk lensa cukup gunakan blower. Kit pembersih bisa dibeli di toko-toko kamera.
Saya tidak menyarankan anda membersihkan bagian interior kamera (apalagi sensor), serahkan saja pada ahlinya: biasanya toko kamera menyediakan layanan sensor cleaning. Toh kebanyakan SLR sekarang memiliki fasilitas self-cleaning yang cukup handal untuk menyapu debu dari sensor.

Tripod

Tripod, monopod, gorillapod, apapun fungsinya adalah membantu anda menghasilkan foto yang tajam saat mengambil eksposur long shutter. Dibandingkan jenis lainnya, tripod masih tetap paling populer, karena relatif lebih handal dan tangguh.
Pastikan anda membeli tripod dengan kemampuan menahan beban yang cukup, kaki-kakinya cukup gampang di perpanjang (dan diperpendek), memiliki mekanisme pemasangan dan pelepasan kamera yang enak serta memiliki kepala dengan gerakan yang fleksibel (saya sarankan jenis ball head).

Flash Eksternal

Flash ekternal akan secara drastis meningkatkan kualitas foto anda jika dibandingkan sewaktu anda menggunakan flash bawaan yang melekat di kamera SLR. Memiliki power yang jauh lebih besar, kemampuan kontrol yang jauh lebih fleksibel, dan kita bisa mengatur arah pencahayaan yang jatuh ke obyek secara lebih mudah.
dedicated
Dengan flash eksternal anda akan bisa menghasilkan pencahayaan yang jauh lebih lembut, rata dan cerah dibandingkan kalau menggunakan flash bawaan.

Filter

Filter adalah aksesoris yang cukup esensial bagi sistem SLR. Dari beragam jenis filter, ada 3 jenis yang layak anda pertimbangkan untuk dibeli:
  • Filter Proteksi (Filter UV atau Netral) – fungsi nyatanya adalah melindungi lensa anda, filter ini relatif murah sehingga anda akan ‘ikhlas’ menjadikannya sebagai bemper yang dipasang didepan lensa. Biarkan filter yang bersentuhan dengan udara kotor-tangan-cipratan air, dan bukan lensa yang harganya bisa berlipat-lipat lebih mahal.
  • Filter Polarisasi – mengubah langit sehingga terlihat lebih ‘dalam’, menghilangkan refleksi di air (atau kaca), agar pepohonan tampak lebih hijau. Gampangnya ini adalah ibarat kacamata hitam bagi lensa anda.
  • Filter ND (Neutral density) dan Grad-ND – mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke kamera anda. Jika anda ingin menghasilkan foto air terjun yang tampak seperti kapas (shutter panjang) sementara hari masih terlalu siang, maka anda akan memerlukan Filter ND supaya cahaya bisa dikurangi. Sementara filter ND Gradasi (Grad-ND) berfungsi seperti ND dengan tingkat penggelapan yang bersifat gradasi (bagian atas lebih gelap dan semakin ke bawah semakin terang). Grad-ND sangat berguna saat anda akan memotret landscape yang melibatkan langit, karena beda terang yang sangat mencolok antara langit dan tanah.grad-ND

Shutter Release

Selain tripod, aksesoris tambahan yang akan meningkatkan ketajaman hasil foto anda adalah shutter release. Dengan shutter release, kita tidak perlu memencet tombol shutter di kamera, cukup gunakan shutter release sehingga anda bisa mengaktifkan shutter dari jauh. Ya, fungsinya mirip remote control TV anda. Shutter release tersedia dalam 2 pilihan: kabel dan wireless.

Verikal Grip (VG)

VG
Jika anda mulai lebih intensif memotret sementara kamera anda belum memiliki fitur pegangan vertikal dari sononya, belilah vertikal grip tambahan. Selain sangat membantu saat  memotret dalam orientasi portrait (vertikal), VG juga berfungsi sebagai batere cadangan, sehingga tidak perlu khawatir kehabisan batere saat asyik menjepret.
Anda punya tambahan informasi lain? Silahkan masukkan di komentar.

Rabu, 09 November 2011

TUGAS XI IPS II


  1. TOP LEVEL DOMAIN DI ASEAN

    INDONESIA : id
    MALAYSIA : my
    SINGAPURA: sg
    FILIPINA : ph
    KAMBOJA : kh
    LAOS : la
    THAILAND : th
    MYANMAR : mm
    BRUNEI : bn
    VIETNAM : vt

  2. PENGERTIAN LEMBAGA – LEMBAGA PENGATUR INTERNET